“Andai Saya Menjadi Anggota DPD RI”, sebuah mimpi dari pemimpi kelas kakap

Saya seorang pemimpi, masuk dalam kategori pemimpi kelas teri, mimpi saya tak pernah muluk-muluk, terlalu sederhana. Namun, mimpi Andai saya menjadi anggota DPD RI” boleh jadi bukan lagi mimpi yang sederhana, dan mungkin saja level pemimpi saya naik setingkat menjadi pemimpi kelas kakap. Mimpi apa yang mungkin bisa saya wujudkan dengan posisi anggota DPD RI?? Banyak, amat sangat banyak!! Namanya juga mimpi, gratis!! saya bebas menentukan sebanyak apa jumlah mimpi saya, tanpa peduli apa akan terwujud atau tidak sama sekali.

DPD, Dewan Perwakilan Daerah, sudah sedemikian “keren” kedengarannya, apalagi ditambah embel-embel RI (Republik Indonesia), sudah pasti luar biasa, luar biasa tanggung jawabnya. Tanggung jawab itu lahir dari sebuah keberanian dan keyakinan, akan niat dan usaha apalagi Indonesia itu kaya, setiap daerah punya modal, dan kita hanya butuh mengelola, tak cukup hanya mengelola dengan baik, tapi juga mengelola dengan cerdas dan benar.

Dan mimpi saya pun dimulai..

Andai saya jadi anggota DPD RI, saya tak akan betah duduk berlama-lama di kursi empuk dan ruang ber-AC. Saya akan memilih duduk dempet-dempetan di angkot, sesek-sesekan di bus, atau bergelantungan di kereta ekonomi, agar saya bisa menggagas ide penyediaan sarana transportasi yang murah namun layak bagi rakyatku, yang tak bisa membeli mobil pribadi.

Andai saya jadi anggota DPD RI, saya tidak akan suka mengantri di supermarket. Saya akan memilih berkeliling ke pasar-pasar tradisional, melihat secara langsung bagaimana rakyatku bertahan hidup, betapa sebenarnya rakyatku tak kalah ulet dari negara jepang sana, dan bagaimana seharusnya geliat pasar tradisional bisa dikembangkan, tak lantas dipinggirkan.

Andai saya jadi anggota DPD RI, studi banding ke luar negeri akan saya ganti dengan inspeksi ke pesisir pantai. Agar saya “melek” akan kenyataan memprihatinkan rakyatku yang berprofesi sebagai nelayan. Bukankah lucu, negara bahari mengimpor ikan?? Bukankah konyol, negara bahari mengimpor garam?? Jika tak ingin lucu dan konyol itu berujung pada “bodoh”, seHARUSnya “duit” studi banding itu diwujudkan menjadi sebuah sarana dan fasilitas bagi nelayan-nelayan tangguh kita.

Andai saya jadi anggota DPD RI, sering-seringlah makan nasi dari beras lokal. Agar saya bisa menilai kualitas dan kuantitas produk sendiri dan berpikir bagaimana mengembangkannya, karena sekali lagi kita punya SDA dan SDM, sebuah modal besar.. karena, mengimpor sama sekali tak bijak!!

Andai saya jadi anggota DPD RI, saya tak hanya akan “gaul” dengan politisi yang jago debat itu. Akan saya sempatkan “gaul” dengan peneliti-peneliti hebat yang indonesia punya. Agar inovasi-inovasi cemerlang mereka menemukan wadah penampungan dan bisa segera terealisasi.

Ah, mimpi saya benar-benar keterlaluan!! Keterlaluan keren!!

Ah, Andai saya (benar-benar) menjadi anggota DPD RI!!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMS

(bukan) CINTA

Ketika kopi darat dengan buaya darat