Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

..ketika bapak puber kedua

Gambar
Cerita ini bukan fiktif, kenyataan yang terjadi dari “ orang-orang ” disekitarku. Kuceritakan kembali tak kutambah2i.. tak pula kukurang2i.. Cerita 1 Setahun sudah, aku tak lagi menaruh rasa hormat pada bapakku. Aku bahkan sudah tak lagi merasa punya bapak. Bapakku beristri lagi, istri mudanya bahkan seumuran denganku, anak sulungnya.. anak perempuan satu2nya. Aku, ibuku, dan ketiga adikku yang masih kecil tak berdaya ketika virus puber kedua menggerogoti jiwa bapakku. Bapakku tak lagi menjadi milik kami, aku, ibuku, dan adik-adikku. Ibu, dengan luka hatinya tetap tegar dan berjuang demi kami, karena tak mungkin lagi mengharap dari bapak yang hanya seorang karyawan pabrik bergaji rendah. Siang itu, ku kirimkan sms pada bapak. Mengabarkan adikku sakit. Istri barunya mengirim sms balasan, katanya urus diri masing-masing. Siang itu pula, aku dan ibu sedang melintas di jalan, kami mau ke rumah paman (saudara bapak), dan betapa terkejutnya aku, disana ada bapak yang sedang m

“Andai Saya Menjadi Anggota DPD RI”, sebuah mimpi dari pemimpi kelas kakap

Saya seorang pemimpi, masuk dalam kategori pemimpi kelas teri, mimpi saya tak pernah muluk-muluk, terlalu sederhana. Namun, mimpi “ Andai saya menjadi anggota DPD RI ” boleh jadi bukan lagi mimpi yang sederhana, dan mungkin saja level pemimpi saya naik setingkat menjadi pemimpi kelas kakap. Mimpi apa yang mungkin bisa saya wujudkan dengan posisi anggota DPD RI?? Banyak, amat sangat banyak!! Namanya juga mimpi, gratis!! saya bebas menentukan sebanyak apa jumlah mimpi saya, tanpa peduli apa akan terwujud atau tidak sama sekali. DPD, Dewan Perwakilan Daerah, sudah sedemikian “ keren ” kedengarannya, apalagi ditambah embel-embel RI (Republik Indonesia), sudah pasti luar biasa, luar biasa tanggung jawabnya. Tanggung jawab itu lahir dari sebuah keberanian dan keyakinan, akan niat dan usaha apalagi Indonesia itu kaya, setiap daerah punya modal, dan kita hanya butuh mengelola, tak cukup hanya mengelola dengan baik, tapi juga mengelola dengan cerdas dan benar. Dan mimpi saya

Transaksi file depan LSI

hari itu, kesekian kalinya transaksi file di lakukan di depan LSI, perpustakaan pusat.. setelah menghabiskan dua hari-dua malam nyaris tanpa mengistirahatkan si mungil, notebook-ku.. order translate itu selesai juga.. text book milik klien dari program studi ekonomi lingkungan. saya datang 10 menit lebih awal, biar kelihatan lebih profesional.. *jleb* setelah nyampe, baru nyadar.. saya ga tau tampang klien saya itu seperti apa?? partner saya, ike sama sekali ga bisa di hubungi, signal provider hp nya lagi bermasalah.. memaki dalam hati.. DAMN IT!! sembari menatap nanar pada setiap yg berkategori laki-laki yang udah bapak-bapak, yang lalu lalang, berharap ada yg menunjukkan tampang mau-ngambil-hasil translate-an 10 menit berlalu... si ike akhirnya nongol.. pfiuuhh.. celingak-celinguk hingga akhirnya menemukanku yang duduk tak sabaran dan memberinya tatapan klien-kita-yang-mana? yang dibalasnya dengan tatapan saya-juga-ga-tau DAMN!! DAMN!! gak ada pilihan lain, harus ada salah satu diant

Pappasa'e

Gambar
tak semua perempuan suka ke pasar tradisional.. knp?? beceeek, ga ada ojeeek... ga seperti mall-mall gede, porselennya kinclong bling-bling saking seringnya kena kain pel.. kemaren, saya menyempatkan ke pasar tradisional ciampea. sekitar 15 menit lah klo naek angkot dari kost an. awalnya hanya sekedar nemenin si acid, temen kost an, yang udah nafsu banget pengen beli udang. eh, pas nyampe pasar.. malah saya yg lebih nafsu.. kalap malah!! hahaha.. beli ini, beli itu.. aiihh, gatel neh mata ngeliat sayur-sayur dan kebutuhan dapur yang murah meriah.. sampe si acid sy seret kesana-kemari, bukan dalam rangka nyari alamat palsu, tapi dalam rangka memenuhi hasrat kekalapan saya menjelajahi pasar tradisional itu.. saya b'syukur dgn kekalapan yg terjadi kemaren itu, sebuah tanda bukti bahwa saya tetaplah perempuan yg memiliki naluri "ibu-ibu", jenis perempuan yg tak "anti" pasar tradisional.. ^___~

Ketika kopi darat dengan buaya darat

Gambar
Ketika kopi darat dengan buaya darat... si buaya tersenyum, membuatku mabuk darat... berasa mau muntah di wajahnya yang keparat... Ketika kopi darat dengan buaya darat... si buaya merayu, mengira diriku terpikat... padahal ku tahu di lidahnya dusta terpahat... owh....buaya darat tahukah dia di pikiranku tersirat... keinginan mendaratkan tinjuku di wajahnya hingga dia sekarat... dasar....buaya darat!!! terus menjerat, tak ingat akhirat.... Bogor, 140310